Tiga
Menteri Kabinet Kerja menghadiri peresmian Politeknik Ketenagakerjaan
(Polteknaker) yang berlokasi di Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja
(BBPLK) di Kota Bekasi, Jawa Barat, Kamis (26/10).
Ketiga
Menteri dimaksud adalah Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dakhiri,
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB)
Asman Abnur dan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi
(RistekDikti) Mohammad Nasir.
Dalam.kesempatan
itu, Menteri Asman Abnur mengatakan, di negara maju pendidikan
vokasional dikembangkan secara signifikan. Hal.itu beralasan, karena
pendidikan ini lebih berorientasi pada penerapan ilmu untuk
menyelesaikan problem secara praktis, namun sistematis dan terukur.
Untuk
itu, Menteri PANRB menyambut baik diresmikannya Politeknik
Ketenagakerjaan ini. "Saya berharap politeknik ini dapat menghasilkan
tenaga-tenaga kerja terampil dan tangguh, yang mampu bersaing dengan
negara-negara tetangga," ujarnya.
Asman
sempat menggambarkan, sebagai pengusaha pernah berencana membuka rumah
makan Padang di Singapura. "Tetapi di sana mensyaratkan tenaga kerjanya
harus bersertifikat. Inilah salah satu tantangan pendidikan vokasional
di tanah air," ujarnya.
Sementara
itu, Menaker Hanif Dakhiri mengatakan tantangan ketenagakerjaan ke
depan yang semakin kompleks membutuhkan sumber daya manusia yang
profesional dibidang ketenagakerjaan. Untuk mengantisipasi masalah
tersebut, Kemnaker perlu membangun Politeknik yang spesifik pada aspek
Ketenagakerjaan.
Sebagai
jembatan emas dalam menyiapkan tenaga profesional dan handal, Menaker
Hanif mengatakan Polteknaker mengemban tugas yang mulia dan bermakna,
untuk menghasilkan sumber daya manusia yang kompeten dan mampu bersaing
di era perdagangan bebas, khususnya di bidang ketenagakerjaan.
Untuk
mendukung hal tersebut, Politeknik Ketenagakerjaan membuka tiga program
studi yang dikembangkan yaitu Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Relasi
Industri, dan Manajemen Sumber Daya Manusia. "Saya mengapresiasi
besarnya animo masyarakat masuk Politeknik Ketenagakerjaan. Hal ini
terbukti dengan kuota kebutuhan mahasiswa yang hanya 90 orang, tapi
diperebutkan oleh 2.605 orang," ujarnya.
Dikatakan,
pendirian politeknik ini juga sebagai bentuk perwujudan dalam rangka
mendukung Nawa Cita ke-6 (Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia
Indonesia), dan Nawa Kerja ketenagakerjaan ke-2 (Percepatan Peningkatan
Kompetensi Tenaga Kerja). Politeknik ini juga merupakan jawaban dari
kebutuhan kalangan stakeholders yang menginginkan adanya sumber daya
manusia yang handal, terampil, kompeten, siap pakai, dan siap kerja.
Lebih
lanjut Menaker Hanif menyatakan pihaknya berkeinginan dalam beberapa
tahun ke depan, Polteknaker ini dapat menjadi salah satu lembaga
pendidikan penghasil SDM profesional pada aspek ketenagakerjaan, yang
mampu menjadi 20 besar Politeknik di tingkat global. "Sekali lagi saya
menghimbau agar dunia usaha atau industri dapat bersama-sama kami dalam
mewujudkan keinginan tersebut, " ujarnya
ADS HERE !!!